Kamis, 31 Desember 2009



Pada tanggal 26 Desember 2009, aku akhirnya bertemu kembali dengan sahabatku, setelah lima tahun ...... Hmmmm seneng banget

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permainan

TUGAS I
Nama : Nurani
Mata Kuliah : Permainan dan Bermain di TK
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permainan
1. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi permainan seorang anak, karena semakin anak memiliki kesehatan yang baik, maka kegiatan bermain yang ia lakukan pun dapat dilakukannya dengan baik dan begitu pula dengan sebaliknya, jika seorang anak memiliki kondisi kesehatan yang buruk, maka kegiatan bermain yang ia lakukan pun tidak dapat dilakukannya dengan baik. Akibatnya waktu yang digunakan anak untuk bermain sebagai sarana belajarnya berkurang dan menghambat perkembangan kecerdasan anak itu sendiri di bidang tertentu. Oleh karena itu, bagi guru dan orang tua perlu memperhatikan gizi makanan anak, agar tidak mengganggu aktivitas keseharian sang anak.
2. Perkembangan Motorik
Perkembangan aspek motorik pada anak terbagi dua yaitu perkembangan aspek motorik kasar dan perkembangan aspek motorik halus. Perkembangan aspek motorik kasar dan aspek motorik halus, masing masing mempengaruhi permainan anak. Pada pengembangan aspek motorik kasar, tubuh anak menjadi kuat yaitu otot yang semakin besar dan menguat. Dan memberikan peluang bagi anak untuk bermain dengan baik sesuai jenis permainan yang dilakukannya. Akan tetapi, jika perkembangan aspek motorik kasar anak terhambat, maka benih benih bagi kecerdasan kinesthetic pun terhambat, yaitu kemapuan untuk menggunakan anggota tubuhnya untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Sedangkan untuk pengembangan aspek motorik halus, menitikberatkan pada pengkoordinasian organ organ tubuh, seperti tangan, mata, syaraf, dll. Dan jika, seorang anak telah terlatih dengan pengkoordinasian anggota organ organ tubuhnya, maka kegiatan pengembangan aspek motorik halus dapat anak lakukan dengan baik, seperti menggunting, mengikuti arah dll.
3. Intelegensi
Intelegensi seorang anak mempengaruhi permainannya, yaitu ketika ia berhasil melakukan suatu jenis permainan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dengan baik, maka ia mempunyai intelegensi yang baik. Akan tetapi, jika seorang anak memiliki tingkat intelegensi yang kurang, maka permainan yang ia lakukan pun tidak dapat dilakukannya dengan baik. Dan terkadang perlu bantuan untuk menyelesaikan permainannya jika ia bermain sendiri dan bila dalam permainan bersama, ia tidak menempati posisi vital. Contohnya permainan bola, anak yang memilki intelegensi yang baik ditempatkan pada posisi vital seperti penyerang karena ia memilki kemampuan berfikir cepat untuk menentukan strategi bagaimana mencetak gol pada lawan akan tetapi anak yang memiliki intelegensi yang kurang terkadang ditempatkan pada posisi back (pada dasarnya semuanya memiliki posisi yang penting akan tetapi penyeranglah yang memiliki posisi yang terpenting)
4. Lingkungan
Lingkungan tempat bermain anak mempengaruhi permainan anak. Lingkungan tempat bermain anak terbagi dua yaitu lingkungan bersih dan lingkungan kotor. Jika lingkungan anak bersih maka, anak pun memiliki semangat yang baik untuk bermain walaupun apapun itu permainannya. Sedangkan jika lingkungan anak kotor, maka anak bisa saja tidak memiliki semangat untuk bermain. Begitu juga, dari segi luasnya lingkungan tempat anak bermain. Jika tempat bermainnya luas, maka anak akan merasa leluasa untuk melakukan permainan yang ia inginkan akan tetapi jika tempat bermainnya sempit, maka anak merasa tidak leluasa melakukan permainan yang ia inginkan.
5. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga anak sangat mempengaruhi permainan anak. Jika anak tersebut dari keluarga yang kaya, maka permainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang modern dengan harga yang mahal akan tetapi cenderung bersifat individualis mengakibatkan anak bersifat egois dan lingkungan bermainnya pun terbatas hanya pada lingkungannya sendiri. Sedangkan, jika anak tersebut berasal dari keluarga yang mampu maupun miskin, maka permainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang sederhana dan tradisional dengan harga yang terjangkau bahkan tidak dibeli dan dapat dibuat sendiri dari barang bekas dan dari alam. Dan sesama anak anak dari kelurga yang mampu maupun miskin cenderung bersifat sosial dan jiwa berbagi tertaman pada diri anak. Dalam melakukan permainan, baik dari orang kaya maupun orang mampu maupun miskin, setiap anak merasa puas dan senang dalam melakukan permainan yang mereka geluti.
6. Jumlah waktu bebas terbatas
Waktu yang digunakan setiap anak untuk bermain berbeda beda. Hal ini berdasarkan, berasal dari keluarga mana anak tersebut. Jika anak tersebut berasal dari keluarga menengah ke atas cenderung memiliki waktu permainan yang bebas atau banyak karena sang anak tidak memiliki tanggung jawab kecuali hanyalah bermain dengan alat permainan yang disediakan oleh orang tuanya sampai anak tersebut merasa puas dengan permainanya. Sedangkan, jika anak tersebut berasal dari keluarga menengah kebawah cenderung memiliki waktu permainan yang terbatas alias sedikit karena sang anak memiliki tanggung jawab untuk membantu orang tuanya dan anak terkadang merasa tidak puas dalam melakukan permainannya akan tetapi hal ini dapat membantu perkembangan kepribadian anak di dewasa kelak. Jadi waktu dapat menjadi factor yang mempengaruhi permainan anak.
7. Peralatan permainan
Peralatan bermain merupakan factor yang mempengaruhi permainan. Apakah itu dari segi jumlah peralatan bermain maupun layak dam tidak layaknya peralatan permainan tersebut. Semakin banyak jumlah peralatan bermain anak maka, semakin banyak aktivitas kegiatan bermain anak yang dapat mengembangkan kecerdasan pada diri anak. Dan dari segi kelayakannya, jika alat permainan tersebut layak maka, aktivitas kegiatan bermain dapat berjalan dengan lancar, akantetapi jika peralatan brmain yang digunakan tidak layak maka, kegiatan bermain tidak berjalan dengan baik. Contoh alat permainan adalah bola sepak, jika bolanya baik anak dapat bermain bola dengan baik, akan tetapi jika bolanya sudah robek atau kempes, maka permainan sepak bola terganggu karena gelindingan bola tidak baik.

di TK Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permainan

Mata Kuliah : Permainan dan Bermain di TK

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Permainan

1. Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu factor yang mempengaruhi permainan seorang anak, karena semakin anak memiliki kesehatan yang baik, maka kegiatan bermain yang ia lakukan pun dapat dilakukannya dengan baik dan begitu pula dengan sebaliknya, jika seorang anak memiliki kondisi kesehatan yang buruk, maka kegiatan bermain yang ia lakukan pun tidak dapat dilakukannya dengan baik. Akibatnya waktu yang digunakan anak untuk bermain sebagai sarana belajarnya berkurang dan menghambat perkembangan kecerdasan anak itu sendiri di bidang tertentu. Oleh karena itu, bagi guru dan orang tua perlu memperhatikan gizi makanan anak, agar tidak mengganggu aktivitas keseharian sang anak.

2. Perkembangan Motorik

Perkembangan aspek motorik pada anak terbagi dua yaitu perkembangan aspek motorik kasar dan perkembangan aspek motorik halus. Perkembangan aspek motorik kasar dan aspek motorik halus, masing masing mempengaruhi permainan anak. Pada pengembangan aspek motorik kasar, tubuh anak menjadi kuat yaitu otot yang semakin besar dan menguat. Dan memberikan peluang bagi anak untuk bermain dengan baik sesuai jenis permainan yang dilakukannya. Akan tetapi, jika perkembangan aspek motorik kasar anak terhambat, maka benih benih bagi kecerdasan kinesthetic pun terhambat, yaitu kemapuan untuk menggunakan anggota tubuhnya untuk segala kebutuhan atau kepentingan hidup. Sedangkan untuk pengembangan aspek motorik halus, menitikberatkan pada pengkoordinasian organ organ tubuh, seperti tangan, mata, syaraf, dll. Dan jika, seorang anak telah terlatih dengan pengkoordinasian anggota organ organ tubuhnya, maka kegiatan pengembangan aspek motorik halus dapat anak lakukan dengan baik, seperti menggunting, mengikuti arah dll.

3. Intelegensi

Intelegensi seorang anak mempengaruhi permainannya, yaitu ketika ia berhasil melakukan suatu jenis permainan yang memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dengan baik, maka ia mempunyai intelegensi yang baik. Akan tetapi, jika seorang anak memiliki tingkat intelegensi yang kurang, maka permainan yang ia lakukan pun tidak dapat dilakukannya dengan baik. Dan terkadang perlu bantuan untuk menyelesaikan permainannya jika ia bermain sendiri dan bila dalam permainan bersama, ia tidak menempati posisi vital. Contohnya permainan bola, anak yang memilki intelegensi yang baik ditempatkan pada posisi vital seperti penyerang karena ia memilki kemampuan berfikir cepat untuk menentukan strategi bagaimana mencetak gol pada lawan akan tetapi anak yang memiliki intelegensi yang kurang terkadang ditempatkan pada posisi back (pada dasarnya semuanya memiliki posisi yang penting akan tetapi penyeranglah yang memiliki posisi yang terpenting)

4. Lingkungan

Lingkungan tempat bermain anak mempengaruhi permainan anak. Lingkungan tempat bermain anak terbagi dua yaitu lingkungan bersih dan lingkungan kotor. Jika lingkungan anak bersih maka, anak pun memiliki semangat yang baik untuk bermain walaupun apapun itu permainannya. Sedangkan jika lingkungan anak kotor, maka anak bisa saja tidak memiliki semangat untuk bermain. Begitu juga, dari segi luasnya lingkungan tempat anak bermain. Jika tempat bermainnya luas, maka anak akan merasa leluasa untuk melakukan permainan yang ia inginkan akan tetapi jika tempat bermainnya sempit, maka anak merasa tidak leluasa melakukan permainan yang ia inginkan.

5. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga anak sangat mempengaruhi permainan anak. Jika anak tersebut dari keluarga yang kaya, maka permainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang modern dengan harga yang mahal akan tetapi cenderung bersifat individualis mengakibatkan anak bersifat egois dan lingkungan bermainnya pun terbatas hanya pada lingkungannya sendiri. Sedangkan, jika anak tersebut berasal dari keluarga yang mampu maupun miskin, maka permainan yang ia lakukan memiliki alat permainan yang sederhana dan tradisional dengan harga yang terjangkau bahkan tidak dibeli dan dapat dibuat sendiri dari barang bekas dan dari alam. Dan sesama anak anak dari kelurga yang mampu maupun miskin cenderung bersifat sosial dan jiwa berbagi tertaman pada diri anak. Dalam melakukan permainan, baik dari orang kaya maupun orang mampu maupun miskin, setiap anak merasa puas dan senang dalam melakukan permainan yang mereka geluti.

6. Jumlah waktu bebas terbatas

Waktu yang digunakan setiap anak untuk bermain berbeda beda. Hal ini berdasarkan, berasal dari keluarga mana anak tersebut. Jika anak tersebut berasal dari keluarga menengah ke atas cenderung memiliki waktu permainan yang bebas atau banyak karena sang anak tidak memiliki tanggung jawab kecuali hanyalah bermain dengan alat permainan yang disediakan oleh orang tuanya sampai anak tersebut merasa puas dengan permainanya. Sedangkan, jika anak tersebut berasal dari keluarga menengah kebawah cenderung memiliki waktu permainan yang terbatas alias sedikit karena sang anak memiliki tanggung jawab untuk membantu orang tuanya dan anak terkadang merasa tidak puas dalam melakukan permainannya akan tetapi hal ini dapat membantu perkembangan kepribadian anak di dewasa kelak. Jadi waktu dapat menjadi factor yang mempengaruhi permainan anak.

7. Peralatan permainan

Peralatan bermain merupakan factor yang mempengaruhi permainan. Apakah itu dari segi jumlah peralatan bermain maupun layak dam tidak layaknya peralatan permainan tersebut. Semakin banyak jumlah peralatan bermain anak maka, semakin banyak aktivitas kegiatan bermain anak yang dapat mengembangkan kecerdasan pada diri anak. Dan dari segi kelayakannya, jika alat permainan tersebut layak maka, aktivitas kegiatan bermain dapat berjalan dengan lancar, akantetapi jika peralatan brmain yang digunakan tidak layak maka, kegiatan bermain tidak berjalan dengan baik. Contoh alat permainan adalah bola sepak, jika bolanya baik anak dapat bermain bola dengan baik, akan tetapi jika bolanya sudah robek atau kempes, maka permainan sepak bola terganggu karena gelindingan bola tidak baik.