Sabtu, 27 November 2010

pembelajaran tematik anak usia dini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini adalah tempat bagi anak usia emas untuk mengembangkan fondasi dasar, karena menurut para ahli psikologi, usia dini hanya datang sekali dan tidak dapat diulang lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia selanjutnya. Benyamin S, Bloom dkk, berdasarkan hasil penelitian, mereka mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.

Anak merupakan aset berharga bagi keluarganya, lingkungan sekitarnya dan bagi bangsa. Anak juga merupakan generasi penerus bangsa dimasa yang akan datang, dan jika ingin melihat suatu bangsa vang maju di masa yang akan datang maka pendidikan anak usia dini sangat perlu diperhatikan sekarang ini. Oleh karena itu, pembelajaran bagi anak usia dini sangat perlu dilakukan baik dari rumah dan sekolah.

Dalam proses pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak menggunakan pendekatan tematik, dimana guru selalu menggunakan suatu tema sebagai focus dari kegiatan pembelajaran. Tema-tema belajar yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran diambil dari lingkungan kehidupan sekitar anak. Hal ini dilakukan untuk mempermudah memberikan pembelajaran pada anak dan agar hasil pembelajaran di TK dapat tercapai dengan maksimal.

Berdasarkan hasil pemaparan diatas, maka kita sebagai guru perlu memahami hal yang sangat dibutuhkan oleh sang anak dan kita sangat perlu tahu bagaimanakah pendekatan tematik dalam proses pembelajaran. Agar ketika kita dalam dunia yang sebenarnya untuk memberi pembelajaran pada anak sudah dapat melaksanakan tugas dengan baik sebagai pendidik.

B. Rumusan Masalah

Makalah yang kami susun dengan judul “Pendekatan Tematik Anak Usia Dini” memiliki rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah proses pembelajaran anak dengan pendekatan tematik ?

BAB II

PEMBAHASAN

Secara psikologis seorang anak berkembang secara holistic atau menyeluruh, artinya terdapat kaitan yang sangat erat antara aspek perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya. Karakteristik tersebut memberikan dampak terhadap pola pembinaan terhadap anak dalam kegiatan pembelajaran agar hasil yang diharapkan dapat dicapai oleh anak secara optimal. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum anak usia dini seyogyanya dapat mengembangkan potensi anak secara utuh, meliputi potensi kognitif, social-emosional, bahasa, moral, fisik-motorik, dan seni. Anak usia dini, melihat dirinya sebagai pusat lingkungan yang merupakan suatu keseluruhan yang belum jelas unsur-unsurnya. Oleh karena itu, cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang untuk anak sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman tersebut bagi anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan keterkaitan antara setiap bidang pengembangan akan meningkatkan peluang terjadinya pembelajaran yang lebih efektif dan lebih bermakna. Seiring dengan itu, maka model pembelajaran yang paling sesuai dengan upaya pencapaian yang optimal pada semua aspek perkembangan anak adalah model pembelajaran dengan pendekatan tematik dimana pada anak disajikan bahan ajar berdasarkan tema-tema belajar.

A. Hakikat Pendekatan Tematik

Pendekatan tematik adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social emosional, bahasa, moral dan niai-nilai agama, fisik-motorik dan seni, kemudian dijabarkan ke dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada satu tema. Dimana tema adalah ide pokok sehinggah pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide pokok tentang anak dan lingkungannya. Tema yang dipilih harus dimulai dari hal-hal yang sederhana dan terdekat dengan anak menuju yang lebih kompleks atau yang lebih jauh.

Pendekatan tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak. Oleh karena itu, fokus perhatian pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran terletak pada proses yang ditempuh anak saat berusaha memahami isi dan kegiatan pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus dikembangkannya.

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tematik, memiliki arti yang sangat penting dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: Pertama, pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

B. Karakteristik Pendekatan Tematik

Penerapan pendekatan tematik dalam kegiatan pembelajaran di TK bisa disebut sebagai salah satu upaya memperbaiki kualitas pendidikan, terutama dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-sekolah kita. Penjejalan isi kurikulum tersebut dikhawatirkan akan mengganggu perkembangan anak karena hal seperti itu menuntut anak untuk mengerjakan aktivitas atau tugas-tugas yang melebihi kapasitas dan kebutuha mereka. Dengan demikian, anak akan kehilangan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya yang seharusnya bisa mereka kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari guru maka mereka akan kehilangan pengalaman pembelajaran yang alamiah dan langsung.

Menurut Depdiknas (2006:6), pendekatan tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia dini

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik

c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi peserta didik sehinggah hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik

e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya

f. Mengembangkan keterampilan social siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dang tanggap terhadap gagasan orang lain.

Selain itu, sebagai bentuk pembelajaran untuk anak usia dini, pembelajaran dengan pendekatan tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain:

a. Berpusat pada anak (student centered)

Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan anak sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada anak untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung kepada anak (direct experiences)

Dengan pengalaman langsung ini, anak dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak dengan menggunakan semua pancaindranya.

c. Mengoptimalkan semua pemikiran anak

Dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tematik, anak ditantang untuk menggunakan semua pemikiran dan pemahamannya melalui berbagai kegiatan yang mengeksplor lingkungannya dan melibatkan seluruh pancaindra. Hal ini akan melibatkan aktivitas mental anak secara optimal.

d. Menyajikan konsep-konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses pembelajaran.

Dengan demikian, anak mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu anak dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

e. Bersifat fleksibel

Guru dapat memilih tema apa saja yang dekat dengan dunia anak dan mengembangkannya dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena penentuan tema sesuai minat anak maka anak akan memperoleh pemahaman yang lebih baik dan anak akan lebih tertarik untk aktif dalam kegiatan pembelajaran.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pendekatan tematik mengadopsi prinsip belajar PAKEM yaitu pembelajaran Aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

C. Landasan Pendekatan Tematik

Pembelajaran tematik berangkat dari pemikiran filosofis tertentu yang menekankan pada pembentukan kreativitas anak didik dengan pemberian aktivitas yang didapat dari pengalaman langsung melalui lingkungannya yang natural. Masing-masing anak didik mempunyai potensi dan motivasi yang unik dan khas yang perlu dikembangkan sedemikian rupa dengan tetap memperhatikan karakteristik, keunikan dan kekhasannya itu. Dan pendekatan tematik berangkat pada 3 (tiga) landasan yaitu:

a. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis berfungsi melandasi aspek lainnya. Perumusan tujuan/kompetensi dan isi/materi pembelajaran pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan mempengarhi dan mendorong pelaksanaan pembelajaran yang berbeda pula. Secara filosofis, kemunculan pembelajaran sangat dipengarhi oeh tiga aliran filsafat berikut, Aliran progresivisme, konstruktivitas, dan humanisme. Aliran progresivisme merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan memperhatikan pengalaman anak. Aliran konstruktivisme membuat anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungananya. Dan humanisme melihat siswa dari segi keunikan, potensi dan motivasu yang dimilikinya.

b. Landasan Psikologi

Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi beajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada anak agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan konstribusi pada bagaimana isi/ materi pembelajaran tersebut disampaikan kepada anak dan bagaimana pula anak harus mempelajarinya.

c. Landasan Yuridis

Dalam implementasi pembelajaran tematik diperlukan payung hukum sebagai landasan yuridisnya. Payung hukum yuridis adalah sebagai legalitas penyelenggaraan pembelajaran tematik di Sekolahh. Dalam pembelajaran tematik, berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaa pembelajaran tematik I SD. Landasan yridis tersebt adalah UUD 1945, UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dan UU No 20 Tahun 2003 sistem pendidikan nasional

D. Prinsip Prinsip Pendekatan Tematik

Terdapat beberapa prisnsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekata tematik di TK, terutama saat penggalian tema-tema, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikt:

a. Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan karakteristik social budaya anak.

b. Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman nyata anak dan harus dikembangkan berdasarkan hal-hal yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui.

c. Setiap tema harus menyajikan konsep-konsep yang dapat diselidiki oleh anak. Perolehan konsep melalui penyelidikan yang dilakukan anak harus dimulai dengan kegiatan pngalaman konkret.

d. Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat

e. Tema harus mengintegrasikan materi dengan kegiatan.

f. Informasi yang berhuungan dengan tema harus disampaikan kepada anak melalui pengalaman langsung yang melibatkan peneman aktif.

g. Kegiatan yang berhubungan dengan tema harus menggambarkan bidang pengembangan yang beragam.

h. Tema harus memungkinkan dapat dilaksanakan melaui kegiatan proyek yang diprakarsai anak

i. Tema harus memberikan kesempatan kepada anak untuk merefleksikan apa yang telah mereka ketahui.

j. Tema harus dapat diperluas atau diperbaiki sesuai dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak

k. Mengakomodasi kebutuhan anak untuk bergerak, berinteraksi social, kemandirian dan harga diri yang positif.

l. Menyediakan kesempatan bermain untuk menterjemahkan pengalaman ke dalam pemahaman

m. Menghargai perbedaan individual, latar belakang budaya, dan pengalaman keluarga anak yang dibawa kedalam kelas.

E. Peranan Guru dalam Pendekatan Tematik

Telah dikemukakan bahwa tema dalam kurikulum terpadu untuk memudahkan anak membangun konsep tentang benda dan peristiwa yang ada di lingkungannya. Guru merupakan kunci pokok dalam kegiatan pembelajaran. Namun, bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif melainkan proses pembelajaran menuntut keaktifan dari kedua subjek pembeajaran yaitu, guru dan anak didik. Akan tetapi peran guru sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan atau ketercapaian tujuan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Peran guru dalam kegiatan pembeajaran dengan pendekatan tematik.

a. Peran guru sebagai perencana

Peran guru sebagai perencana dalam kegiatan pembelajaran adalah guru harus merencanakan suatu kegiatan pembeajaran yang akan dilakukannya bersama anak didik. Bentuk-bentuk perencanaan pembelajaran yang harus disusun oleh guru taman kanak-kanak yaitu sebagai berikut

1. Perencanaan Tahunan

2. Perencanaan Semester

3. Perencanaan Mingguan

4. Perencanaan Harian

Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan, keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun. Perencanaan tahunan dan semester juga memuat tema-temaa yang sesuai dengan aspek perkembangan anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan dimana sekolah tersebut berada. Biasanya perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala sekolah. Pada TK-TK tertentu perencanaan tahunan disusun oleh bagian kurikulum, namun tetap bekerja sama dengan guru-guru sedangkan perencanaan semester hanya program tahunan yang dibagi menjadi kedalam dua semester.

Akan tetapi, pembuatan perencanaan mingguan dan harian tetap dari guru yang akan melaksanakan kegiatan pembelajaran.

1. Langkah-langkah penyusunan perencanaan mingguan

a. Mempelajari program semester yang telah dibuat

b. Menghitung tanda check pada kemampuan yang akan diharapkan dicapai dari tema yang akan dibahas untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, kognitif, seni, fisik motorik dan pengembangan perilaku.

c. Membagi indicator kemampuan yang diharapkan akan dicapai tersebut dengan jumlah dalam satu semester.

d. Sebarkan indicator kemampuan dalam satu minggu tersebut untuk setiap hari, sesuai dengan jumlah hari belajar di Tk masing-masing

e. Memberi tanda/kode nomor pada masing-masing indicator kemampuan pada setiap bidang pengembangan kurikulum

f. Menjabarkan tema ke dalam subtema yang akan dikembangkan secara ringkas.

g. Menetapkan kegiatan pembelajaran sesuai indicator kemampuan dan sesuai dengan subtema yang merupakan hasil penjabaran tema pada minggu tersebut.

h. Menempatkan ke dalam format model webb atau matriks atau model lain yang digunakan oleh TK masing-masing.

2. Langkah langkah penyususnan perencanaan harian

a. Menganalisis SKM yang telah dibuat

b. Menetapkan tema atau subtema sesuai dengan SKM

c. Menetapkan indicator kemampuan yang akan dicapai pada hari itu yang dicarmati dari SKM

d. Tentukan bentuk kegiatan sesuai dengan tahap perkembangan anak, tema dan waktu

e. Menentukan pengorganisasian pelaksanaan kegiatan

f. Menetapkan materi, alat, bahan, dan media yang diperlukan untuk kegiatan tersebut

g. Menetapkan penilaian perkembangan anak dan kegiatan belajar mengajar

h. Susunlah semua komponen tersebut ke dalam format yang telah disiapkan dalam bentuk matriks atau model webb atau model lain.

b. Peran guru sebagai pelaksana

Setelah perencanaan selesai disusun, maka kemudian guru melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:

1. Guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya

2. Anak didik diorganisasikan berdasarkan pada jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Pada kegiatan pembuka sebaiknya anak didik diorganisasikan secara klasikal dengan tujuan menggiring dan mengkondisikan anak menuju tema yang dipilih.

4. Selanjutnya pada kegiatan inti, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kegiatan yang telah ditetapkan. Penempatan anak pada kelompok ini didasarkan pada minat anak. Setiap kelompok digilir untuk melakukan tiga kegiatan yang telah ditetapkan.

5. Pada akhir kegiatan, guru dapat mengajak anak anak didik mengunjungi tempat yang sesuai dengan tema, misalnya kebun bunga, kantor pos, rumah sakit, dengan melibatkan orang tua anak didik. Kegiatan ini sangat baik untuk meningkatkan hubungan TK dengan orang tua/keluarga guna mendukung perkembangan dan belajar anak.

6. Pada akhir kegiatan, guru dapat pula melakukan refleksi dengan mengajak anak-anak berdiskusi dan meminta anak mengemukakan apa yang mereka pelajari, rasakan dan kesan-kesan serta keinginan-keinginan yang belum terpenuhi yang berhubungan dengan tema saat kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung

c. Peran guru sebagai evaluator

Pada peran guru sebagai seorang evaluator, guru melakukan penilaia terhadap proses kegiatan belajar dan penilaian hasil kegiatan. Selain guru berperan sebagai evaluator bagi anak didiknya guru juga berperan sebagai korektor, inspirator, informatory, organisator, motivator, Inisiator, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator dan supervisor.

F. Rancangan pembelajaran untuk anak TK

Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun terlebih dahulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator pada setiap kelompok usia di TK. Kompetensi inilah yang nanti akan menjadi acauan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai. Selanjutnya, mengidentifikasi tema dan subtema yang sesuai untuk anak.

Tema memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran di TK, yaitu untuk:

a. Memudahkan anak memusatkan perhatian pada satu tema atau topic tertentu

b. Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama

c. Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan

d. Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek perkembangan lain dan pengalaman pribadi anak

e. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas

f. Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untuk mengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain.

g. Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.

Agar tema dapat berperan dengan optimal, maka perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran tematis. Tema yang dipilih untuk pembelajaran dapat ditemukan dan dikembangkan dari hal-hal berikut:

a. Tema yang bersifat dasar dan selalu dapat dikembangkan, misalnya aku, sekolahku, rumahku, keluargaku, dan negeriku.

b. Tema yang dihubungkan dengan suatu peristiwa/kejadian, misalnya gejala alam, cuaca, banjir.

c. Tema yang dihubungkan dengan minat anak, misalnya dinosourus. angkasa luar, binatang atau tanaman.

d. Tema yang dihubungkan dengann hari-hari besar atau istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibu, hari anak.

Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan beberapa criteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan :

a. Minat anak

b. Minat guru

c. Kebutuhan anak

d. Hari besar nasional atau hari istimewa

e. Kurikulum sekolah

Tukang Kayu

Arsitek

Tukang Cat

Tukang Pos

Aktor

Wartawan

Contoh menentukan tema dalam pembelajaran di TK, dalam hal ini tema “pekerjaan” sebagai tema besar, yang dapat di petakan dalam jarring tema berikut:









Pemetaan Tema


Antar surat

Timbang Surat

Surat

Kartu Pos

Selanjutnya, dari tema besar tersebut dapat dipilih subtema yang dapat dilaksanakan untuk 1-2 minggu saja. Misalnya, salah satu pekerjaan di bidang komunikasi, yaitu tukang pos. Dari Profesi tukang pos tersebut perlu dibuat jarring tema lagi sebagai berikut









Subtema


Setelah menentukan jaring tema, maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi indicator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang telah dibuat. Kemudian setelah mengidentifikasi indicator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema, selanjutnya adalah menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indicator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih.

Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasa disebut dengan SKM dan setelah itu SKH

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan tematik dalam pelaksanaannya di TK sangat cocok untuk cara pembelajaran dengan objek anak TK. Karena dengan pembelajaran tematik dimana tema yang digunakan selalu berhubungan dengan lingkungan sekitar anak, maka anak mendapatkan pengalaman langsung melalui pembelajaran.

Selain itu, bagi pendidik dengan menggnakan pendekatan tematik akan lebih dimudahkan dalam penyusunan rencana pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Surabaya: Prestasi Pustaka

Aisyah, Sitti dkk. 2009. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: UT