BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar dalam sepanjang rentang pertumbuhan serta perkembangan kehidupan manusia. Pada masa ini ditandai oleh berbagai periode penting yang fundamen dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir perkembangannya. Salah satu periode yang menjadi penciri masa usia dini adalah The Golden Ages atau periode keemasan. Banyak konsep dan fakta yang ditemukan memberikan penjelasan periode keemasan pada masa usia dini, dimana semua potensi anak berkembang paling cepat. Beberapa konsep yang disandingkan untuk masa anak usia dini adalah masa eksplorasi, masa imitasi, masa peka, masa bermain dan masa membangkan.
Konsep tersebut diperkuat oleh fakta yang ditemukan oleh ahli-ahli neurologi yang menyatakan bahwa pada saat lahir otak bayi mengandung 100 sampai 200 milyar neuron atau sel saraf yang siap melakukan sambungan antar sel. sekitar 50% kapasitas kecerdasan manusia telah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi ketika berusia 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi 100% ketika anak berusia 8 samapai 18 tahun. Pertumbuhan fungsional sel-sel saraf tersebut membutuhkan berbagai situasi pendidikan yang mendukung, baik dalam situasi pendidikan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Para ahli pendidikan sepakat bahwa periode keemasan tersebut hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa betapa meruginya suatu keluarga, masyarakat dan bangsa jika mengabaikan masa-masa penting yang berlangsung pada anak usia dini.
Dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan anak usia dini pada bidang pendidikan, pemerintah berusaha menfasilitasi dengan dikembangkannya Kurikulum PAUD yang diharapkan dapat membantu memberikan pendidikan yang berkualitas pada anak usia dini. Oleh karena itu, melalui makalah Pengembangan Kurikulum AUD, kami dari mahasiswa PAUD berharap agar setelah menyelesaikan makalah ini dapat memahami dan kemudian dapat mengimplikasikannya dengan baik dalam proses kegiatan belajar dikemudian hari.
B. Rumusan Masalah
Makalah tugas individu mata kuliah perencanaan KBM yang saya susun, memiliki rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hakikat pengembangan kurikulum PAUD ?
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003, maka system pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendididkan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
A. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Secara umum tujuan pendidiakan anak usia dini adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik/mtorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
Peran pendidik (orang tua, guru, dan orang dewasa lain) sangat diperlukan dalam upaya pengembangan potensi anak 4-6 tahun. Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Dengan bermain anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Atas dasar hal tersebut, maka kurikulum yang dikembangkan harus disusun berdasarkan karakteristik anak dan dalam rangka mengambangkan seluruh potensi anak, maka penyelenggara Taman Kanak-kanak harus dapat mengelola secara berkualitas, berkelanjutan dengan system menejemen mutu yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
1. Landasan Utama
Dasar hukum adanya PAUD bersumber pada Undang-Undang yang dibuat oleh pemerintah. Dengan ini maka pemerintah mempunyai andil penting dalam pengelolaan program PAUD. Penyelenggaraan PAUD mengacu pada :
a. UUD 1945
b. UU No. 4 Tahun 1974 mengenai Kesejahteraan Anak.
c. UU No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan Anak.
d. UU No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.
e. PP No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasional.
f. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009.
g. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Depertemen Pendidikan Nasional.
h. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 2 Tahun 1989 dan PP No. 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Anak Prasekolah.
i. UUSPN pada bagian tujuah pasal 28 ayat 1 dan 2
j. UU RI No. 21 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang diakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut.
k. Rencana Strategis Depertemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009
2. Landasan Ideologi
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengubah manusia menjadi lebih baik. Hal tersebut tercantum dalam ideology kita yaitu Pancasila. Menurut falsafah pancasila, pendidikan harus mempunyai satu tujuan utama yaitu membentuk manusia pancasilais.
Anak sebagai mahluk Tuhan berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. Dengan adanya pendidikan yang ada anak diharapkan tumbuh dengan segala potensi agar dapat membangun bangsa yang diharapkan. Pendidikan yang dibangun atas dasar Pancasila diharapkan dapat menjadi bangsa yang tahu akan hak dan kewajiban untuk dapat bisa hidup berdampingan dan saling menghargai.
Sehubungan dengan pandangan ideology tersebut maka kurikulum sebagai alat mencapai tujuan pendidikan harus memperhatikan pandangan filosofis dalam proses pendidikan. Dengan begitu maka dapat mencetak para generasi Pancasilais yang mempunyai ideology satu yaitu Pancasila.
3. Landasan Pengetahuan
Landasan pengetahuan penting bagi pendidikan anak usia dini. Landasan ini mengacu pada pendapat beberapa ahli pendidikan. Ahli pendidikan yang mengemukakan betapa pentingnya PAUD adalah :
a. Marthin Luther (1483-1546)
Tujuan Landasan adanya pendidikan menurut Marthin Luther adalah mengajarkan agama. Keluarga merupakan sentra utama dalam menghadapi pendidikan anak.
b. Benjamin Bloom (1964)
Bloom mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu. Ia menghasilkan taksonomi Bloom. Kecerdasan Anak pada usia 15 tahun merupakan hasil PAUD
c. John Dewey
Teory Dewey yang terkenal adalah Progressivis yang lebih menekankan pada anak didik dan minat dari mata pelajarannya sendiri. Dalam buku “My Pedagogial Creed”, mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.
C. Kurikulum Anak Usia Dini
Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD. Diamana kurikulum PAUD bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang untuh sesuai kultur, budaya, dan falsafah suatu bangsa. Oleh karena itu, melalui kurikulum anak dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang yang perlu anak ketahui di lingkungan pendidikan anak usia dini. Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa dalam penyusunan kurikulum di suatu TK, ada perbedaan tentang penerapan yang sering dipraktikan antara guru yang satu dengan yang lain, bukan karena perbedaan kurikulm tapi karena tergantung kekreatifan sang pendidik.
D. Standar Kompetensi Anak Usia Dini
Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar Kompetensi yang diharapkan pada pendidikan TK adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan secara optimal sesuai dengan standar yang telah dirumuskan. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum.
Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
1. Moral dan nilai-nilai agama
2. Sosial, emosional dan kemandirian
3. Bahasa
4. Kognitif
5. Fisik/Motorik
6. Seni
E. Struktur Kurikulum Anak Usia Dini
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
1. Bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan kemandirian.
2. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Bahasa, Kognitif, Fisik-Motorik dan Seni.
F. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Kurikulum harus bersifat luas
Maksud kurikulum disini adalah kurikulum harus memberikan pengalaman belajar yang dapat mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek perkembangan.
2. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
Kurikulum harus memberikan berbagai kegiatan dan interaksi yang tepat didasarkan pada usia dan tahapan perkembangan setiap anak. Program juga harus menggunakan berbagai sarana dan bahan untuk anak dengan berbagai kemampuan.
3. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
Orang tua merupakan pendidik utama bagi anak. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pendidikan anak usia dini sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan. Sedangkan masyarakat dapat memberikan perlindungan dan kenyamanan pada lingkungan sekitarnya. Selain itu, member rasa aman bagi lingkungan sekitarnya.
4. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
Kurikulum dapat memberikan kemampuan untuk dapat mencukupi segala kebutuhan, minat setiap anak. Jadi anak dapat tumbuh berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.
5. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat
Kurikulum harus dapat memberikan kebutuhan setiap anak sebagai anggota dari keluarga dan nilai-nilai budaya suatu masyarakat. Dengan ini anak dapat memahami keadaan lingkungan sekitarnya.
6. Sesuai dengan standar kompetensi anak
Standar kurikulum yang dikembangkan harus dapat mengacu pada kompetensi anak. Standar kompetensi sebagai acuan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak
7. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus
Seharusnya kurikulum tidak hanya digunakan untuk anak yang normal namun seharusnya juga diberikan kepada anak yang berkebutuhan khusus. Apalagi anak yang berkebutuhan khusus membutuhkan layanan ekstra dari pada anak yang normal.
8. Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat
Kurikulum hendaknya dapat menunjukkan bagaimana membangun sinergi dengan keluarga dan masyarakat sehinggah tujuan pendidikan dapat tercapai.
9. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
Kurikulum yang dibangun hendaknya memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan anak saat anak berada disekolah.
10. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga
Kurikulum hendaknya dapat menjabarkan dengan jelas prosedur manajemen/pengelolaan lembaga kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
11. Pengelolaan sumber daya manusia
Sumber daya manusia sangat penting dalam peningkatan pendidikan. Kurikulum hendaknya dapat menggambarkan proses manajemen pembinaan sumber daya manusia yang terlibat di lembaga.
12. Penyediaan sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana begitu penting dalam instrument pendidikan. Kurikulum yang baik adalah dapat menggambarkan penyediaan sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga.
G. Komponen Kurikulum Anak Usia Dini
1. Anak
Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Dalam proses pembelajaran peserta didik dapat dibagi kedalam beberapa kelas yaitu:
a. Untuk usia 0-2 tahun tidak dibatasi jumlah anak karena tugas pendidik hanya mendampingi orang tua atau pengasuh dalam kegiatan bersama.
b. Untuk usia 2-3 tahun antara 5-8 anak
c. Untuk usia 3-4 tahun antara 8-10 anak
d. Untuk usia 4-6 tahun antara 10-15 anak
2. Pendidik
Kompetensi Pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang-kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak adalah
a. Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak
b. Usai 1-3 tahun rasio 1 : 6 anak
c. Usia 3-4 tahun rasio 1 : 8 anak
d. Usia 4-6 tahun rasio 1 : 10 /12 anak
3. Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content), dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia.
Materi Usia lahir sampai 3 tahun meliputi:
a. Pengenalan diri sendiri ( Perkembangan konsep diri)
b. Pengenalan perasaan (Perkembangan emosi)
c. Pengenalan tentang Orang lain (Perkembangan Sosial)
d. Pengenalan berbagai gerak (perkembangan Fisik)
e. Mengembangkan komunikasi (Perkembangan bahasa)
f. Ketrampilan berfikir (Perkembangan kognitif)
Materi untuk anak usia 3 – 6 tahun meliputi :
1. Keaksaraan mencakup peningkatan kosa kata dan bahasa, kesadaran phonologi, wawasan pengetahuan, percakapan, memahami buku-buku, dan teks lainnya.
2. Konsep Matematika mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geometri dan kesadaran ruang, pengukuran, pengumpulan data, pengorganisasian, dan mempresentasikannya.
3. Pengetahuan Alam lebih menekankan pada objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.
4. Pengetahuan Sosial mencakup hidup orang banyak, bekerja, berinteraksi dengan yang lain, membentuk, dan dibentuk oleh lingkungan. Komponen ini membahas karakteristik tempat hidup manusia, dan hubungannya antara tempat yang satu dengan yang lain, juga hubungannya dengan orang banyak. Anak-anak mempelajari tentang dunia dan pemetaannya, misalnya dalam rumah ada ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi, dapur, ruang keluarga, ruang belajar; di luar rumah ada taman, garasi, dll. Setiap rumah memiliki tetangga dalam jarak dekat atau jauh.
5. Seni mencakup menari, musik, bermain peran, menggambar dan melukis. Menari, adalah mengekspresikan ide ke dalam gerakan tubuh dengan mendengarkan musik, dan menyampaikan perasaan. Musik, adalah mengkombinasikan instrumen untuk menciptakan melodi dan suara yang menyenagkan. Drama, adalah mengungkapkan cerita melalui aksi, dialog, atau keduanya. Seni juga mencakup melukis, menggambar, mengoleksi sesuatu, modeling, membentuk dengan tanah liat atau materi lain, menyusun bangunan, membuat boneka, mencap dengan stempel, dll.
6. Teknologi mencakup alat-alat dan penggunaan operasi dasar. Kesadaran Teknologi. Komponen ini membahas tentang alat-alat teknologi yang digunakan anak-anak di rumah, di sekolah, dan pekerjaan keluarga. Anak-anak dapat mengenal nama-nama alat dan mesin yang digunakan oleh manusia sehari-hari.
7. Ketrampilan Proses mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen, pemecahan masalah; dan koneksi, pengorganisasian, komunikasi, dan informasi yang mewakili.
Untuk mewadahi proses belajar bagi anak usa dini pendidik harus dapat melakukan penataan lingkungan main, menyediakan bahan-bahan main yang terpilih, membangun interaksi dengan anak dan membuat rencana kegiatan main untuk anak. Proses pembelajaran anak usia dini dilakukan melalui sentra atau area main. Sentra atau area tersebut bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi dari masing-masing satuan Pendidikan. Contoh sentra atau area bermain tersebut antara lain. Sentra Balok, Sentra Bermain Peran, Sentra Seni, Sentra Musik, Sentra Persiapan, Sentra agama, dan Sentra Memasak.
4. Penilaian (Assesmen)
Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui :observasi, konfrensi dengan para guru, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak, dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian /assesmen dapat dibuat dalam bentuk portofolio.
5. Pengelolaan Pembelajaran
a. Keterlibatan Anak
b. Layanan program
Lembaga Pendidikan anak usia dini dilaksnanakan sesuai satuan Pendidikan masing-masing. Jumlah hari dan jam layanan:
· Taman Penitipan Anak (TPA) dilaksanakan 3-5 hari dengan jam layanan minimal 6 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu.
· Kelompok Bermain (KB) setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah jam minimal 3 jam. Minimal layanan dalam satu tahun 144 hari atau 32-34 minggu.
· Satuan PAUD Sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali dengan jam layanan minimal 2 jam. Kekurangan jam layanan pada SPS dilengkapi dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.
· Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari setiap minggu dengan jam layanan minimal 2,5 jam. Layanan dalam satu tahun 160 hari atau 34 minggu.
Layanan pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan anak usia dini mengikuti kalender pendidikan daerah masing-masing.
6. Melibatkan Peranserta masyarakat
Pelaksanaan pendidikan anak usia dini hendaknya dapat melibatkan seluruh komponen masyarakat. Penyelenggaraan pendiikan anak usai dini dapat dilakukan oleh swasta dan pemerintah, yayasan maupun perorangan.
H. Pola Pengembangan Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD bisa bersifat mingguan, bulanan dan tahunan. Dengan demikian, guru PAUD dapat mengembangkan kurikulum sendiri. Dalam bukunya Reaching Potentials: Appropriate Curriculum and Assessment for Young Children (1992), Bredekamp dan Rosegrant menyarankan agar pengembangan kurikulum untuk PAUD mengikuti pola sebagai berikut :
1. Berdasarkan Keilmuan PAUD
Kurikulum PAUD didasarkan atas ilmu terkini dari PAUD dan hasil-hasil penelitian tentang belajar dan pembelajaran. Kajian keilmuan secara komprehensif hendaknya menjadi landasan pengembangan kurikulum.
2. Mengembangkan anak secara menyeluruh
Tujuan kurikuler hendaknya ditujukan untuk mengembangkan anak secara menyeluruh, meliputi aspek fisik-motorik, social, moral, emosiaona dan kognitif. Di sisi lain isi kurikulum hendaknya mencerminkan sifat demokratis, adanya kebebasan untuk menentukan pilihan, keadilan, persamaan hak dan kewajiban, serta keterukaan. Tujuan kurikuler juga hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak.
3. Relevan, menarik dan menantang
Isi kurikulum hendaknya relevan, menarik dan menantang anak untuk melakukan eksplorasi, memecahkan masalah, mencoba dan berfikir. Kurikulum yang efektif mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari konteks yang berarti dalam kehidupan anak.
4. Mempertimbangkan kebutuhan anak
Perencanaan kurikulum hendaknya mempertimbangkan kebutuhan anak, perkembangan anak, kebutuhan masyarakat, dan ideology bangsa secara nasional. Kurikulum hendaknya realistic dan dapat dicapai oleh anak. Apa yang dipelajari anak hendaknya sesuai dengan apa yang diinginkan anak, masyarakat, dan negara. Nasionalisme, kebudayaan, nilai-nilai, susila, norma hendaknya diperhatikan dalam penyusuan kurikulum. Perbedaan bahasa, kultur, budaya hendaknya dapat terakomodasi dalam isi kurikulum.
5. Mengembangkan kecerdasan
Kurikulum hendaknya mengembangkan kemampuan anak berpikir, menalar, mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya tidak bersifat hafalan, tetapi mengembangkan kecerdasan dengan cara melatih anak berfikir, menalar.
6. Menyenangkan
Kurikulum disesuaikan dengan kondisi psikologis anak, sehinggah anak merasa bisa, senang, rileks dan nyaman belajar di TK. Anak usia dini suka bermain, aktif, dan selalu ingin tahu. Berdasarkan alasan tersebut, kegiatan kurikuler dirancang agar anak dapat belajar sambil bermain, aktif secara fisik dan mental untuk memuaskan rasa ingin tahnya.
7. Fleksibel
Kurikulum bersifat fleksibel, baik tentang isi maupun waktu agar dapat disesuaikan dengan perkembangan, minat, dan kebutuhan setiap anak. Sebaliknya kurikulum TK bisa mengakomodasi hal-hal baru, menyediakan alternative dan memungkinkan anak untuk memilih kegiatan. Selain itu dalam pelaksanaannya tidak terlalu dibatasi oleh waktu. Begitu fleksibelnya kurikulum TK, sering disebut pula kurikulum mingguan dan bulanan, karena kurikulum tidak dirancang untuk satu tahun penuh, tetapi untuk mengakomodasi berbagai hal baru.
8. Unified dan intergrated
Kurikulum untuk TK bersifat unified dan integrated, artinya tidak mengajarkan bidang studi sendiri-sendiri atau secara terpisah, tetapi secara terpadu dan terintegrasi melalui tematik unit.
9. Rencana Belajar
Jika untuk kelas atas (SD dan SM) digunakan rencana pembelajaran, maka untuk TK digunakan rencana belajar yang merupakan penjabaran kurikulum kedalam kegiatan belajar di TK. Rencana belajar memiliki keunikan, dimana setiap kegiatan belajar tidak berisi satu kegiatan belajar dari bidang studi, tetapi merupakan rangkaian tema yang terintegrasi.
I. Pengelolaan Kurikulum
Salah satu tugas utama TK adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran kurikulum yang berlaku. Dengan demikian pemahaman terhadap kurikulum sampai dengan strategi pelaksanaan sangat penting. Meskipun kegiatan pembelajaran di kelas/lapangan dilaksanakan guru, tetapi peran kepala TK sangat penting, mulai dari perencanaan, koordinasi pelaksanaan sampai evaluasi.
1. Penyusunan Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Silabus harus disusun secara sistematis dan berisiskan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar. Di Taman Kanak-kanak, silabus pembelajaran dituangkan dalam bentuk perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
a. Perencanaan semester
Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan tema dan penyebarannya ke dalam semester 1 dan 2.
Langkah-langkah penyususnan program semester, sebagai berikut :
- Pelajari dokumen kurikulum, yakni kerangka dasar dan standar kompetensi
- Pilih tema yang dapat mempersatukan kompetensi-kompetensi tersebut untuk setiap kelompok dalam satu semester
- Buat matriks hubungan kompetensi dasar dengan tema. Dalam langkah ini yang harus dilakukan adalah memasukkan hasil belajar dan atau indicator ke dalam jaringan tema
- Tetapkan alokasi waktu untuk setiap jaringan tema dengan memperhatikan keluasan cakupan pembahasan tema dan minggu efektif sekolah.
b. Perencanaan mingguan
Pada perencanaan mingguan, guru diharapkan menyusun Satuan Kegiatan Mingguan. SKM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indicator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada program semester.
- Komponen dan langkah menyusun SKM model pembeajaran kelompok
· Komponen SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
§ Tema dan sub tema
§ Alokasi waktu
§ Aspek perkembangan
§ Kegiatan per aspek pengembangan
· Langkah-langkah penyusunan SKM model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
§ Memilih tema dan merinci sub tema
§ Memilih indicator yang sesuai tema pada bidang pengembangan dalam program semester
§ Membuat matrik hubungan antara tema dengan indicator
§ Menentukan alokasi waktu untuk setiap SKM
c. Perencanaan Harian
Pada perencanaan harian, guru harus menyusun Satuan Kegiatan Harian. SKH merupakan penjabaran dari SKM. SKH memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir.
- Komponen dan langkah menyusun SKH model pembelajaran kelompok
· Komponen SKH model pembelajaran kelompok sebagai berikut :
§ Hari, tanggal, waktu
§ Indikator
§ Kegiatan pembelajaran
§ Alat/sumber belajar
§ Penilaian perkembangan peserta didik
· Langkah-langkah menyususn SKH model pembelajaran kelompok adalah sebagai berikut :
§ Memilih indicator yang sesuai dalam SKM untuk dimasukkan ke dalam SKH. Penulisan indicator dalam SKH diberi keterangan bidang pengembangan
§ Merumuskan kegiatan yang sesuai untuk mencapai indicator yang dipilih dalam SKH
§ Memilih kegiatan ke dalam kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti, kegiatan pembelajaran dibagi ke dalam kelompok sesuai program yang direncanakan.
§ Memilih metode yang sesuai dengan kegiatan yang dipilih
§ Memilih alat/sumber belajar yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
§ Memilih dan menyusun alat penilaian yang dapat mengukur ketercapaian indicator.
J. Model Kurikulum PAUD
1. Pendekatan Model Pematangan (Maturations Models)
Menurut pandangan ini, anak-anak memiliki blueprint (cetak biru) pola tingkah laku tertentu. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari kematangan psikologis (kesiapan) dan situasi lingkungan yang mengandung tingkah laku tertentu (tugas-tugas perkembangan). Untuk menggunakan model tersebut beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Aspek Administrasi
Lingkungan ruangan diperhitungkan untuk memberikan mobilitas maksimal bagi perkembangan anak. Pusat-pusat pembelajaran hanya segala sesuatu yang telah dibatasi (ditentukan) memiliki dampak terhadap perkembangan anak. Perlengkapan ruangan diisi dengan bahan-bahan multi dimensi yang melayani berbagai kegiatan ekpresi seperti bahasa, matematika, gerak dan estetika.
b. Aspek Pendidikan
Aktivitas terdiri dari unit dan tema yang luas yang didasarkan pada studi minat anak. Anak-anak bebas memilih aktivitas yang diinginkan. Penyusunan aktivitas didasarkan pada tema yang disusun melalui berbagai permainan. Strategi pemberian motivasi dilakukan melalui motivasi instrinsik verbal misalnya do’a (harapan). Anak-anak dibentuk dalam suatu kelompok yang heterogen. Pada saat tertentu dilakukan secara homogen berdasarkan pada usia/tahap perkembangan. Susunan kegiatan belajar yang fleksibel dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat anak-anak. Penjajakan pada kemampuan anak dilakukan melalui observasi secara keseluruhan yang mencakup hal-hal yang bersifat fisik, kognitif dan afektif.
c. Evaluasi Program
Program dianggap berhasil jika anak-anak memperoleh kemajuan dalam hal fisik, kognitif dan efektif.
2. Model Aliran Tingkah Laku-Lingkungan
Model ini didasarkan pada teori Skinner, Baer, Bijou dan Bandura. Menurut model tersebut, anak-anak dilahirkan dengan suatu batu tulis kosong (blank slate), tingkah laku anak yang pasif dibentuk oleh kondisi lingkungan. Perubahan tingkah laku terjadi sebagai hasil dari penguatan peristiwa yang terencana dan yang tidak terencana. Dalam melaksanakan model kurikulum seperti ini pada anak usia dini perlu diperhatikan hal hal
berikut.
a. Komponen Administratif
Lingkungan ruangan diperhitungkan pada pusat perhatian anak serta menghindari hal-hal yang akan mengganggunya. Daerah antara ruangan dibatasi secara jelas yang seringkali dengan pembatas yang tinggi. Perlengkapan ruangan ditata berdasarkan penajaman pada beberapa pusat perhatian serta terdiri bahan-bahan unidimensional model yang menyajikan program tersendiri sesuai sasaran dan melayani satu bentuk kegiatan ekspresi tertentu (misalnya bahasa). Staf berkedudukan sebagai perencana dan pengendali berbagai situasi lingkungan. Berbagai aktivitas yang dilakukan orang dewasa hampir seluruhnya digambarkan sebagai miniatur tingkah laku. Pengajaran dilakukan langsung secara ekspositori pada sejumlah unit kecil dari bahan-bahan materi yang diperoleh dari tugas-tugas besar dan berjenjang (sequensial).
b. Aktivitas Pendidikan
Berbagai aktivitas yang berorientasi pada tujuan dirancang untuk mencapai pembelajaran budaya secara khusus (biasanya budaya akademik yang alamiah). Materi pembelajaran yang sama seringkali menjadi harapan untuk dikuasai oleh seluruh murid. Berbagai aktivitas dihasilkan oleh bentuk pengajaran langsung yang dilakukan guru, misalnya melalui latihan atau drill. Strategi pemberian motivasi dilakukan dengan menggunakan sistem insentif. Pengelompokan anak disusun berdasarkan kelompok homogen dari segi kemampuan yang dimiliki anak. Pengelompokan anak disusun berdasarkan kelompok homogen dari segi kemampuan yang dimiliki anak.
c. Evaluasi Program
Program dianggap berhasil jika anak-anak memiliki prestasi belajar secara khusus yang seringkali bersifat akademik seperti persipan untuk mengikuti sekolah selanjutnya.
3. Model Interaksi
Model pengembangan kurikulum ini didasarkan pada konsep teori Piaget. Model ini beranggapan bahwa perkembangan anak merupakan hasil perpaduan antara heriditas dan pengaruh lingkungan. Perkembangan akan terjadi pada seseorang ketika orang melakukan pengorganisasian diri yang dicapai pada tahap optimal oleh peristiwa yang dieksperientasikan.
a. Komponen Administratif
Lingkungan ruangan dirancang untuk memberikan keuntungan pada anak-anak dalam mencapai berbagai aktivitas. Pusat-pusat pembelajaran lebih dibatasi dibandingkan dengan model pematangan tetapi anak-anak dapat berinteraksi antara berbagai pusat pembelajaran. Perlengkapan pada setiap ruangan terdiri atas berbagai bahan multi dimensi yang dapat dipergunakan anak melakukan eksplorasi, memecahkan persoalan serta menemukan berbagai cara mengembangkan gagasan yang bersifat konseptual. Perlengkapan yang disusun harus memenuhi kebutuhan anak pada bahan-bahan kongkrit dan representatif. Staf bertindak sebagai pemerhati munculnya berbagai pengalaman muncul pada anak pada tahapan perkembangan tertentu. Pada suatu waktu, orang dewasa bertindak aktif misalnya memberikan berbagai pengalaman baru pada anak namun pada kesempatan lain bertindak pasif menunggu anak-anak mencapai tahapan pembelajaran yang stabil. Orang dewasa juga sering menekankan bahasa yang harus dimiliki anak untuk mengembangkan berbagai konsep.
b. Komponen Pendidikan
Aktivitas pendidikan menekankan pada pembelajaran yang bersifat heuristik, misalnya strategi pemecahan masalah, elaborasi keterampilan dan teknik bertanya. Situasi akademik sering dihadirkan melalui suatu unit atau tema. Berbagai rancangan aktivitas pembelajaran ditunjukkan oleh strategi pemecahan masalah, elaborasi keterampilan dan teknik bertanya. Situasi akademik sering dihadirkan melalui suatu unit atau tema. Berbagai rancangan aktivitas an dengan menggunakan motivasi instriksik, misalnya ‘epistemic curiosity ‘. Pengelompokan anak dilakukan secara heterogen (kelompok yang berbeda) dari berbagai sudut pandangan. Anak-anak banyak bekerja secara individual. Susunan aktivitas pembelajaran anak dilakukan untuk mencapai penguasaan konsep yang bersifat temporal. Penentuan batas waktu yang lama pada setiap situasi pembelajaran yang memungkinkan anak melakukan berbagai kegiatan eksploratif.
c. Evaluasi program
Program dianggap berhasil jika anak-anak mencapai kemajuan pada tahap perkembangan yang tinggi, misalnya pengetahuan fisik, pengetahuan logika matematika, pengetahuan pembagian waktu temporal dan pengetahuan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidiakan anak usia dini adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik/mtorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.
3. Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
a. Landasan Utama
b. Landasan Ideologi
c. Landasan Pengetahuan
4. Kurikulum PAUD adalah seperangkat rencana dan pengaturan, mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran PAUD.
5. Standar kompetensi merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak didik dalam suatu bidang pengembangan. Standar kompetensi ini digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum.
6. Standar kompetensi anak usia dini terdiri atas pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosional dan kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni
7. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan bidang pengembangan yang harus ditempuh oleh anak didik dalam kegiatan pembelajaran. Susunan bidang pengembangan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu:
a. Bidang pengembangan pembiasaan yang meliputi pengembangan kemampuan moral dan nilai-nilai agama serta pengembangan social emosional dan kemandirian.
b. Bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi pengembangan Bahasa, Kognitif, Fisik-Motorik dan Seni.
8. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum
a. Kurikulum harus bersifat luas
b. Kurikulum dikembangkan atas dasar perkembangan secara bertahap
c. Melibatkan anak didik, orang tua dan masyarakat
d. Kurikulum mampu melayani kebutuhan individu anak
e. Kurikulum dapat mencukupi kebutuhan dan nilai masyarakat
f. Sesuai dengan standar kompetensi anak
g. Dapat memberikan layanan anak berkebutuhan khusus
h. Menjalin hubungan dengan keluarga dan masyarakat
i. Memberi perhatian tentang kesehatan dan keselamatan anak
j. Mengembangkan prosedur pengelolaan lembaga
k. Pengelolaan sumber daya manusia
l. Penyediaan sarana dan prasarana
9. Komponen Kurikulum Anak Usia Dini
a. Anak
b. Pendidik
c. Pembelajaran
d. Penilaian (Assesmen)
e. Pengelolaan Pembelajaran
f. Melibatkan Peranserta masyarakat
10. Pola Pengembangan Kurikulum PAUD
a. Berdasarkan Keilmuan PAUD
b. Mengembangkan anak secara menyeluruh
c. Relevan, menarik dan menantang
d. Mempertimbangkan kebutuhan anak
e. Mengembangkan kecerdasan
f. Menyenangkan
g. Fleksibel
h. Unified dan intergrated
i. Rencana Belajar
11. Penyusunan Silabus
a. Perencanaan semester
b. Perencanaan mingguan
c. Perencanaan Harian
12. Model Kurikulum PAUD
a. Pendekatan Model Pematangan (Maturations Models)
b. Model Aliran Tingkah Laku-Lingkungan
c. Model Interaksi
DAFTAR PUSTAKA
Hariwijaya, M, Bertiani Eka Sukaca. 2009. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini. Yogyakarta : Mahadhika Publishing.
Depdiknas. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan SD
Depdiknas. 2006. Panduan Pengelolaan Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan SD
Suyanto, S. 2005. Pembelajaran untuk Anak TK. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasioanl.
Depdiknas. 2007. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
Sulthana, K. 2008. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD Lengkap. http://khanshasulthana@wordpree.com/KerangkaDasarKurikulumPAUDLengkap.html
LAMPIRAN LAMPIRAN
Lampiran I
Lampiran II
Lampiran III
Lampiran IV
Tidak ada komentar:
Posting Komentar