BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak ia lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian ransangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak, agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Selanjutnya pasal 28 dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. (Ditptksd, 2008.)
Keberadaan Pendidikan Taman Kanak-kanak sangat penting, karena anak merupakan penentu kehidupan pada masa mendatang (Ditptksd, 2008.) Pada masa itu anak berada dalam keadaan yang sangat peka untuk menerima ransangan-ransangan dari luar. Masa empat sampai enam tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan masa dimana perkembangan fisik motorik, intelektual, emosional, bahasa serta social berlangsung dengan sangat cepatnya sehingga menentukan masa depan anak. Pada masa inilah semua perkembangan anak mulai terbentuk dan cenderung menetap sampai usia dewasa. Dengan demikian terlihat betapa pentingnya pendidikan awal bagi anak prasekolah agar anak mempunyai persiapan diri untuk menerima pengajaran bagi hidup selanjutnya (Diah, H., 1994).
Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda di setiap aspek perkembangan, karena bisa saja anak ini mengalami perkembangan yang baik dibidang ini, akan tetapi dibidang yang lain mengalami penghambatan. Akantetapi untuk anak yang lainnya, ia mengalami perkembangan yang baik di bidang yang lain tersebut, tetapi dibidang ini ia mengalami penghambatan. Oleh karena itu, setiap TK perlu ada perencanaan pendidikan dan pembelajaran di TK beserta semua hal yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran di TK agar dalam pengelolaan suatu Taman kanak-kanak berjalan dengan baik dan menghasilkan anak didik yang berkualitas dan bermutu.
B. Rumusan Masalah
Makalah tugas kelompok yang kami buat, memiliki rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah hakekat pendidikan dan pembelajaran di TK ?
2. Jelaskan prinsip-prinsip pemblajaran di TK ?
3. Jelaskan asas-asas pembelajaran di TK ?
4. Jelaskan program pembelajaran di TK ?
5. Jelaskan metode-metode pembelajaran di TK ?
6. Jelaskan model-model pembelajaran di TK ?
7. Bagaimanakah proses penilaian pembelajaran di TK ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai suatu system, pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis dan teratur. Untuk menuju ke arah sana diperlukan adanya perencanaan atau planning. Jika ada perencanaan akan mempermudah pada pendidik untuk mengasuh para peserta didiknya. Dengan perencanaan juga seorang pendidik dapat memperkirakan dasar kemampuan anak didik (M. Hariwijaya dan Bertiani. E. S., 2009.)
A. Hakekat Pembelajaran di TK
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implicit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran (Hamzah B. U., 2007).
Dalam kegiatan pembelajaran anak di TK, anak sebagai subjek dan sebagai objek dalam kegiatan pengajaran. Selain itu, inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Dimana pada hakekatnya, diharapkan ada perubahan dalam diri anak setelah melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan pembelajaran anak di TK, didominasi oleh kegiatan belajar seraya bermain di dalam dan di luar kelas. dibandingkan dengan kegiatan monoton belajar pada umumnya. Karena orientasi belajar anak di TK lebih mengarah pada pengembangan pribadi, seperti sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Oleh karena itu, guru sebaiknya tidak membebani terlalu berat kepada anak kegiatan belajar monoton yang mana sang anak masih butuh waktu bermain. Karena anak-anak yang dirampas masa bermainnya cenderung bermasalah setelah tiba masa selanjutnya saat dituntut lebih menekuni pelajaran secara penuh, mislanya saat di SD.
B. Prinsip Prinsip Pembelajaran di TK
Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan prinsip prinsip sebagai berikut (Ditptksd, 2008.) :
1. Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain
Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan sesuai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Melalui bermain anak memperoleh dan memproses informasi belajar hal-hal baru dan melatih melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan dengan perkembangan anak dimulai dari bermain sambil belajar (unsur bermain lebih besar) ke belajar sambil bermain (unsur belajar lebih besar). Permainan yang digunakan di TK adalah permainan yang merangsang kreativitas anak dan menyenangkan.
2. Pembelajaran Berorientasi pada Perkembangan Anak
Anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Oleh karena itu, guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak.
3. Pembelajaran Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Pembelajaran di TK hendaknya berorientasi pada kebutuhan stimulasi yang membantu pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis secara optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Pembelajaran Berpusat pada Anak
Pembelajaran di TK hendaknya menempatkan anak sebagai subjek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajaran diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam pembelajaran yang berpusat pada anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan atau mengalami sendiri. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator
5. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik
Pembelajaran di TK menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai sarana atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya pembendaharaan kata anak, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Tema dipilih berdasarkan prinsip kedekatan, kesederhanaan, kemenarikan, dan keinsedentalan. Apabila guru mengalami kesulitan dalam menghubungkan indikator dengan tema, maka yang diutamakan adalah indicator yang akan dicapai bukan tema.
6. Kegiatan Pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pembelajaran di TK hendaknya aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan kegiatan yang menarik yang membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotifasi anak untuk berfikir kritis, kreatif dalam suasana yang menyenangkan.
7. Pembelajaran Mengembangkan Kecakapan Hidup
Pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup. Pengembangan kecakapan hidup dilakukan secara terpadu, baik melalui pembiasaan maupun pengembangan kemampuan dasar. Misalnya menggosok gigi, kecakapan memotong buah, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lantai, dll yang berguna untuk kelangsungan hidup anak.
8. Pembelajaran Didukung oleh Lingkungan yang Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian rupa agar menarik dan menyenangkan anak. Lingkungan TK ditata dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Penataan ruang kelas disesuikan dengan ruang gerak anak dalam bermain agar anak dapat berinteraksi secara optimal dengan guru dan anak lain. Selain itu, pembelajaran hendaknya memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, baik lingkungan alam maupun lingkungan social budaya.
9. Pembelajaran yang Demokratis
Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya interaksi yang optimal antara guru dengan anak didik dan diantara anak dengan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan anak-anak sama-sama berkepentigan untuk menciptakan suasana belajar yang akomodatif dan terbuka. Anak menjadi subjek pembelajaran. Oleh sebab itu, guru hendaknya selalu memberi kesempatan kepada anak untuk aktif memberi reaksi dan memberi tanggapan tanpa merasa takut.
10. Pembelajaran yang Bermakna
Pembelajaran yang bermakna merupakan suatu proses pembelajaran yang efektif dan membawa pengaruh perubahan terhadap tingkah laku anak didik dalam mencapai kompetensi yang telah dirumuskan. Perubahan tingkah laku dimaksudkan berupa hasil belajar yang mencakup ranah-ranah efektif, kognitif dan psikomotor dimana dengan keterlibatan anak didik secara aktif dalam proses pembelajaran, anak didik menyadari dan merasakan adanya perubahan dalam dirinya, serta anak memperoleh pengalaman baru yang bermanfaat bagi kehidupannya. Sehubungan dengan itu, maka guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran hendaknya mampu mengembangkan pola interaksi antara berbagai pihak yang terlihat didalamnya. Guru harus pandai memotivasi anak didik sehingga secara mental anak didik terbuka, kreatif, responsif dan interaktif dalam proes pembelajaran.
C. Asas Asas Pembelajaran di TK
Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan asas-asas sebagai berikut (Ditptksd, 2006):
1. Asas Apersepsi
Kegiatan mental anak dalam mengolah hasil belajar dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan guru hendaknya memperhatikan pengetahuan dan pengalaman anak agar anak bisa mencapai hasil belajar secara optimal.
2. Asas Kekongkritan
Melalui interaksi dengan objek-objek nyata dan pengalaman kongkrit, pembelajaran perlu menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak menjadi lebih bermakna, misalnya menggunakan gambar binatang untuk mempelajari binatang, membawa binatang (hidup) yang kecil ke dalam kelas, menggunakan audio visual tentang banjir untuk mempelajari tentang air dan lain-lain.
3. Asas Motivasi
Belajar akan optimal jika anak memiliki dorongan untuk belajar. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan, minat dan kemauan anak. Misalnya memberi penghargaan pada anak yang berprestasi dengan pujian atau hadiah, memajang setiap karya anak di kelas, lomba antar kelompok, melibatkan setiap anak pada berbagai kegiatan lomba dan kegiatan TK, melakukan pekan unjuk kemampuan anak.
4. Asas Kemandirian
Kemandirian merupakan upaya yang dimaksudkan untuk melatih anak dalam memecahkan masalahnya. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan kemandirian anak misalnya tata cara makan, menggosok gigi, memakai baju, melepas dan memakai sepatu, buang air kecil dan buang air besar, merapikan mainan setelah dipakai dan lain-lain.
5. Asas Kerjasama (Kooperatif)
Kerjasama menjadi asas karena dengan bekerjasama keterampilan social anak akan berkembang optimal. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya dirancang untuk mengembangkan keterampilan social anak, misalnya bertanggung jawab terhadap kelompok, menghargai pendapat teman, aktif dalam kerja kelompok, membantu teman dan lain-lain.
6. Asas Perbedaan Individu
Perbedaan individu menjadi asas karena setiap anak itu bersifat unik, berbeda dengan anak lain. Oleh sebab itu, pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan individu misalnya perbedaan latar belakang keluarga, perbedaan kemauan, perbedaan minat, perbedaan cara belajar dan lain-lain agar anak mencapai hasil belajar secara optimal.
7. Asas Keterpaduan
Korelasi menjadi asas karena aspek pengembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lain saling berkaitan. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK dirancang dan dilaksanakan secara terpadu. Misalnya perkembangan bahasa anak berkaitan era dengan perkembangan perilaku (pembiasaan) anak, dan lain-lain.
8. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Belajar sepanjang hayat menjadi asas karena proses belajar anak tidak hanya berlangsung di TK tetapi sepanjang hayat anak. Oleh sebab itu, pembelajaran di TK hendaknya diupayakan untuk membekali anak agar bisa belajar sepanjang hayat dan mendorong anak selalu ingin dan berusaha belajar kapanpun dan dimanapun.
D. Program Pembelajaran di TK
Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan yaitu pembiasaan dan kemampuan dasar sebagai berikut:
a. Bidang Pengembangan Pembiasaan
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relative menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang. Untuk menanamkan pembiasaan terhadap anak usia Taman Kanak-kanak yaitu usia 4-6 tahun seharusnya bersifat fleksibel dan dapat dilaksanakan secara rutin, spontan dan terprogram. Berikut dimensi pengembangan perilaku pada anak (ditptksd, 2007):
1. Pengembangan Perilaku Moral
Perilaku moral dapat diartikan cara pikir atau cara pandang seseorang yang akan tercermin dalam pola pikir dan pola tindak seperti dalam bersikap, berbicara atau mempersepsikan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dimana anak berada.
2. Pengembangan Sikap dan Perilaku Beragama /Spritual
Perilaku sikap beragama ditunjukkan oleh anak untuk dapat melakukan kebaikan atau menghindarkan pada keburukan sehinggah anak kelak mampu memilih jalan yang dapat mengantarkannya kepada kebaikan dan kebahagiaan.
3. Pengembangan Perilaku Disiplin
Perilaku disiplin adalah kemampuan seorang anak untuk menyeimbangkan antara pola pikir & pola tindakan dikarenakan adanya situasi dan kondisi tertentu dengan pembatasan peraturan yang diperlukan terhadap dirinya oleh lingkungan dimana individu berada.
4. Pengembangan perilaku Emosional
Perilaku emosional merupakan bagian dari kecerdasan emosional yang melibatkan perasaan dan emosi baik pada diri sendiri dan pada orang lain. Perilaku emosional ditunjukkan dengan kemampuan untuk memahami diri dan orang lain, mengungkapkan perasaan, mengendalikan amarah, sampai berempati kepada orang lain.
5. Pengembangan Perilaku Sosial.
Perilaku sosial itu adalah tingkah laku yang mendorong seseorang untuk menyesuaikan diri sesuai dengan keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri yang dapat diterima orang lain.
6. Pengembangan konsep diri (kemandirian dan Tanggunag jawab)
Konsep diri adalah gambaran yang dimilki orang tentang dirinya dan merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologi, sosial dan emosional aspirasi dan prestasi.
b. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
Pengembangan kemampuan dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh pendidik/guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap perkembangan anak. Bidang kemampuan dasar yang dimaksud adalah (ditptksd, 2008):
1. Berbahasa
Pengembangan berbahasa bertujuan agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat, berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat anak untuk berbahasa Indonesia.
2. Kognitif
Pengembangan kognitif bertujuan agar anak mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternative pemecahan masalah, mengembangkan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
3. Fisik/Motorik
Pengembangan fisik/motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat kuat dan terampil.
4. Seni
Pengembangan seni bertujuan agar anak dapat menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya dan dapat menghargai hasil kreativitas orang lain.
E. Metode Pembelajaran di TK
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan. Metode pembelajaran yang digunakan di TK anatara lain sebagai berikut (ditptksd, 2006 ):
1. Metode Bercerita
Metode bercerita adalah cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau memberikan penjelasan tentang suatu cerita kepada anak secara lisan.
2. Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak dan guru atau antara anak dengan anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk bercakap-cakap bebas, bercakap-cakap menurut tema dan bercakap-cakap berdasarkan gambar berseri. Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat dengan tema, tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut tema dilakukan berdasarkan tema tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.
3. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab dilaksanakan dengan cara mengajukan pertanyaan tertentu kepada anak. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki anak, member kesempatan anak untuk bertanya dan mendorong keberanian anak untuk mengemukakan pendapat.
4. Metode Karyawisata
Metode karyawisata dilakukan dengan mengajak anak mengunjungi objek-objek yang sesuai dengan tema.
5. Metode Demonstrasi
Metode demontrasi dilakukan dengan cara mempertunjukkan atau memperagakan suatu karya, proses atau suatu keterampilan. Tujuannya agar anak memahami dan dapat melakukannya dengan benar, mislanya mengupas buah, memotong rumput, menanam bunga, mencampuri warna, meniup balon kemudian melepaskannya, menggosok gigi, mencuci tangan dan lain-lain.
6. Metode Sosiaodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama adalah cara memberikan pengalaman kepada anak yang berkaitan dengan masalah sosial melaui bermain peran. Dengan metode ini anak diminta memainkan peran tertentu dalam suatu permainan peran. Mislanya bermain jual beli sayur, bermain menolong anak yang jatuh, bermain menyayangi keluarga dan lain-lain.
7. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah cara memberikan pengalaman kepada anak dengan memberi perlakuan terhadap sesuatu dan mengamati akibatnya. Mislanya balon ditiup, warna dicampur, air dipanaskan, tanaman disirami atau tidak disirami dan lain-lain.
8. Metode Proyek
Metode proyek adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktivitas belajar secara bertahap, kreatif dan inovatif dimana dari tahapan awal sampai tahapan akhir yang merupakan suatu kesatuan rangkaian kegiatan. Metode ini menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari yang sederhana untuk dilakukan oleh anak.
9. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang disiapkan oleh guru.
F. Model Pembelajaran di TK
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehinggah terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi, konsep, tujuan pembelajaran, materi atau tema, langkah-langkah atau prosedur, metode, alat/sumber belajar dan teknik evaluasi. Penyusunan model pembelajaran di TK didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, satuan kegiatan mingguan (SKM) dan satuan kegiatan harian (SKH). Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran konkrit yang dilakukan pendidikdan peserta didik sesuai dengan satuan kegiatan harian (Ditptksd, 2008.)
Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Taman kanak kanak, diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Penagaman, Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut kegiatan, Model Pembelajaran Area dan Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu kegiatan pendahuluan atau awal, kegiatan inti, istirahat atau makan dan kegiatan akhir atau penutup. Akantetapi dalam pengelolaan kelas tiap jenis model pembelajaran yang akan dilakukan adalah berbeda karena harus menyesuaikan dengan model pembelajaran dan tema untuk hari itu.
1. Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengamanan
Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman.
a. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian pembelajaran yang optimal. Untuk itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah :
- Penataan perabotan di ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Pengelompokan meja dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet.
- Dinding dapat digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehinggah dapat mengganggu perhatian anak.
- Peletakan dan penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya sehinggah dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.
Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.
b. Langkah Langkah Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Kegiatan pendahuluan
- Kegiatan inti
- Istirahat/makan
- Penutu
c. Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut Sudut Kegiatan
Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran area, karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang digunakan dalam satu hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2-5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1 kegiatan, alat-alat yang disediakan pada sudut sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
Sudut-sudut kegiatann yang dimaksud adalah :
· Sudut Ketuhanan
· Sudut Keluarga
· Sudut Alam Sekitar dan pengetahuan
· Sudut Pembangunan
· Sudut Kebudayaan
Pada waktu kegiatan disudut berlangsung, guru tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan atau mengalami kesulitan.
a. Pengelolaan Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan adalah :
- Pengaturan alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya ruangan, disesuaikan denga kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-sudut kegiatan.
- Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau dinding ruangan. Hasil karya anak, dapat juga disimpang di laci masing-masing anak sebagai portofolio.
- Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemandirian, tanggung jawab dan sebagainnya.
b. Langkah Langkah Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Kegiatan awal
- Kegiatan inti
- Istirahat/makan
- Kegiatan Akhir
c. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman, yaitu selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian
3. Model Pembelajaran Area
Dalam model ini anak didik diberi kesempatan untuk melihat/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minat mereka. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keragaman budaya yang menekankan pada prinsip, pengalaman pembelajaran pribadi setiap anak, membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui aktivitas di dalam area-area yang disiapkan dan keterlibatan keluarga dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran area mengguakan sepuluh area, yaitu :
§ Area agama
§ Area balok
§ Area berhitung/matematika
§ Area IPA
§ Area music
§ Area bahasa
§ Area membaca dan menulis
§ Area drama
§ Area pasir/air
§ Area seni dan motorik
a. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik, pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan guru. Untuk itu, hal-hal yang diperlukan dalam pengelolaan kelas.
o Alat bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari itu.
o Kegiatan dapat dilakukan dengan menggunakan meja kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan alat yang digunakan.
o Pengaturan area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat menberikan motivasi, pembinaan, dan penilaian.
o Guru memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka melakukan kegiatan di area.
b. Langkah Langkah Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan area menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Kegiatan awal {individu}
- Kegiatan inti {Individual di area}
- Istirahat/makan
- Kegiatan Akhir
c. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran area pada hakekatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar keperluan penilaian.
4. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap TK. Pembelajaran yang berpusat di sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan focus oleh satu kelompok usia TK dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan perkembangan anak dalam tiga jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif.
Sentra bermain terdiri dari :
Ø Sentra bahan alam dan sains
Ø Sentra balok
Ø Sentra seni
Ø Sentra bermain peran
Ø Sentra persiapan
Ø Sentra agama
Ø Sentra music
a. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal, kelompok, dan individu. Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan bersama, guru menggunakan pengelolaan secara klasikal, tetapi pada saat kegiatan inti menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal-hal yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut ;
- Sentra bermain dirancang dan direncanakan sehingga semua peserta didik dapat mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.
- Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan sentra-sentra yang diperlukan hari itu.
- Jumlah dari kegiatan dan ragam kesempatan masing-masing sentra sesuai dengan kegiatan yang dilakukan dan jumlah anak.
- Ada kesesuaian antara pijakan, sentra dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran.
b. Langkah Langkah Kegiatan
ü Penataan lingkungan bermain
ü Kegiatan sebelum masuk kelas/penyambutan anak
ü Pembukaan/pengalaman gerakan kasar
ü Transisi
ü Kegiatan inti
ü Makan bersama
ü Kegiatan penutup
c. Penilaian
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan penilaian. Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua secara lisan dan tulisan rapor dalam bentuk narasi.
G. Penilaian Pembelajaran di TK
Penilaian pembelajaran di TK merupakan suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan pembelajaran. Dan cara yang digunakan untuk melakukan proses penilaian dalam kegiatan pembelajaran anak di TK sebagai berikut :
1. Observasi
Obsrvasi adalah cara pengumpulan data/informasi melalui pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak.
2. Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah catatan tentang sikap dan perilaku anak secara khusus
3. Percakapan
Percakapan adalah cara penilaian yang dilakukan melalui bercakap-cakap antara anak didik dengan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
4. Penugasan
Penugasan adalah cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu baik secara perorangan atau kelompok.
5. Unjuk Kerja
Unjuk kerja adalah penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati.
6. Hasil Karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak didik setelah melakukan suatu kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hakekat Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implicit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada.
2. Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan prinsip prinsip sebagai berikut :
a. Bermain sambil Belajar dan Belajar seraya Bermain
b. Pembelajaran Berorientasi pada Perkembangan Anak
c. Pembelajaran Berorientasi pada Kebutuhan Anak
d. Pembelajaran Berpusat pada Anak
e. Pembelajaran Menggunakan Pendekatan Tematik
f. Kegiatan Pembelajaran yang PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
g. Pembelajaran Mengembangkan Kecakapan Hidup
h. Pembelajaran Didukung oleh Lingkungan yang Kondusif
i. Pembelajaran yang Demokratis
j. Pembelajaran yang Bermakna
3. Dalam melaksanakan pembelajaran di TK perlu memperhatikan asas-asas sebagai berikut:
a. Asas Apersepsi
b. Asas Kekongkritan
c. Asas Motivasi
d. Asas Kemandirian
e. Asas Kerjasama (Kooperatif)
f. Asas Perbedaan Individu
g. Asas Keterpaduan
h. Asas Belajar Sepanjang Hayat
4. Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan yaitu pembiasaan dan kemampuan dasar sebagai berikut:
d. Bidang Pengembangan Pembiasaan
1. Pengembangan Perilaku Moral
2. Pengembangan Sikap dan Perilaku Beragama /Spritual
3. Pengembangan Perilaku Disiplin
4. Pengembangan perilaku Emosional
5. Pengembangan Perilaku Sosial.
6. Pengembangan konsep diri (kemandirian dan Tanggunag jawab)
e. Bidang Pengembangan Kemampuan Dasar
5. Berbahasa
6. Kognitif
7. Fisik/Motorik .
8. Seni
9. Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru untuk membelajarkan anak agar mencapai kompetensi yang ditetapkan.
10. Metode pembelajaran yang digunakan di TK anatara lain sebagai berikut :
a. Metode Bercerita
b. Metode Bercakap-cakap
c. Metode Tanya Jawab
d. Metode Karyawisata
e. Metode Demonstrasi
f. Metode Sosiaodrama dan Bermain Peran
g. Metode Eksperimen
h. Metode Proyek
i. Metode Pemberian Tugas
11. Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehinggah terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.
12. Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Taman kanak kanak, diantaranya adalah
a. Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengamanan
b. Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut Sudut Kegiatan
c. Model Pembelajaran Area
d. Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
13. Cara pengambilan nilai anak didik di TK adalah sebagai berikut :
a. Observasi
b. Catatan Anekdot
c. Percakapan
d. Penugasan
e. Unjuk Kerja
f. Hasil Karya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar